Lebih dulu dikenal sebagai kota-kota industri, perdagangan dan transit, seiring waktu, Sidoarjo, Gresik dan Malang justru tumbuh sebagai kota bisnis properti potensial di Jawa Timur yang mengkiblat ke Surabaya. Hunian kelas menengah dan menengah atas mulai menyebar dan tergarap maksimal.
SURABAYA, SIDOARJO, GRESIK dan MALANG. Empat kawasan serumpun yang berbeda administratif, namun hampir menyatu secara geografis. Selain berada dalam satu bujur sepadan, dilirik dari tiga penjuru; Utara, Selatan dan Timur pun, posisi keempatnya masih saling bertautan. Empat kota paling potensial di Provinsi Jawa Timur, ini memang tidak dapat dipisahkan.
Berada di jalur di koridor pantai utara Pulau Jawa bagian timur dan terhubung langsung dengan jalan tol Trans Jawa membuat posisi Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Malang terbilang cukup strategis sehingga membuat aktivitas bisnis di kawasan tersebut terhitung tinggi. Faktor inilah yang membuat kawasan- kawasan ini kian berkembang.
Selain jasa, perdagangan dan pariwisata, kegiatan yang berkaitan dengan sektor industri adalah yang paling menonjol, mulai dari pengolahan baja, kimia, hingga makanan. Termasuk industri properti tentunya. Menariknya, meski perekonomian nasional sempat mengalami resesi akibat dampak pandemi, sebaliknya iklim investasi di Jawa Timur justru menunjukan pertumbuhan sebesar 33,8 % year on year.
Surabaya merupakan pasar properti paling potensial dan dinamis setelah kawasan Jadebotabek. Sementara wilayah Sidoarjo, Gresik dan Malang, saat ini pembangunan rumah tapak, demand -nya masih cukup besar, khususnya di kawasan-kawasan industri yang menjadi “lumbung-lumbung” pekerja dan kalangan pekerja white collar yang menghuni kawasan tersebut. Bisa dimaklumi, bila dalam beberapa tahun terakhir, para pengembang terus berlomba menawarkan produknya, mulai dari rumah kelas FLPP atau subsidi sampai rumah kelas atas berharga di atas Rp6 miliar.
Pada volume 05/2022 Perspective kali ini, Properti Indonesia kembali menurunkan liputan khusus untuk melihat laju bisnis properti di kota-kota yang menjadi poros utama Provinsi Jawa Timur tersebut seiring membaiknya perekonomian dalam negeri serta semakin terkendalinya pandemi di tanah air.*
Simak ulasan lengkapnya pada laporan Perspective Volume 05 dengan cara: