Kisah Inspiratif Paradise Indonesia: Sukses Membangun Destinasi Ikonik di Tengah Tantangan Pandemi

Kisah Inspiratif Paradise Indonesia: Sukses Membangun Destinasi Ikonik di Tengah Tantangan Pandemi
Salah satu portofolio INPP, apartemen Antasari Place di Jakarta Selatan

Jakarta, Properti Indonesia – Dalam catatan sejarah, setiap krisis selalu menyimpan hikmah dan pelajaran berharga bagi mereka yang berani bertahan. Begitu pula yang dialami oleh PT Indonesian Paradise Property Tbk. Di tengah hantaman gelombang pandemi COVID-19, emiten properti yang dikenal dengan branding Paradise Indonesia ini tidak hanya berjuang untuk bertahan, tetapi juga sukses menemukan  strategi untuk bertumbuh dan inovatif.  

Kisah inspiratif ini dimulai ketika Pemerintah memutuskan untuk meratifikasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM sebagai langkah untuk membendung laju penyebaran Covid-19. Ironinya, kebijakan tersebut justru ikut menekan usaha di bidang hospitality seperti hotel dan restoran yang menjadi penunjang utama sektor pariwisata di Indonesia.

Saat itu, Kementerian Pariwisata melaporkan kunjungan wisatawan mancanegara turun signifikan sebesar 75,03 persen. Alhasil, sepanjang tahun 2020 atau tahun dimana pertama kali Indonesia dinyatakan pandemi, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mencatat kerugian sektor pariwisata Indonesia lebih dari Rp10 triliun.    

Hal ini lantas berimbas pada kinerja para pelaku usaha di bidang pariwisata, khususnya hospitality, termasuk PT Indonesian Paradise Property,Tbk (INPP) dengan menurunnya pendapatan sepanjang 2020 yang hanya mencatatkan pendapatan Rp397,05 miliar dari sebelumnya sebesar Rp900 miliar.

Presiden Direktur & CEO PT Indonesian Paradise Property Tbk. Anthony Prabowo Susilo mengatakan, penurunan secara signifikan tersebut disebabkan oleh depresi kinerja usaha terutama dari segmen perhotelan serta penjualan apartemen yang terdampak signifikan akibat pandemi Covid-19. Karena itu, untuk menghadapi tantangan yang ada, INPP berusaha beradaptasi dengan menerapkan berbagai strategi dan kebijakan agar tetap bisa tumbuh dan terus membangun.  

“Sepanjang tahun 2020 langkah-langkah yang kami lakukan adalah melakukan efisiensi yang sesuai untuk mempertahankan seluruh operasional bisnis, diantaranya mengurangi biaya overhead, seperti efisiensi karyawan berbasis kontrak, dan penghematan atas biaya-biaya lain seperti biaya buffet, breakfast, dan utilitas,” kenang Anthony Prabowo kepada Properti Indonesia dalam satu kesempatan. 

Sementara langkah-langkah strategis lainnya sebut Anthony, dengan mengembangkan bisnis yang tidak hanya fokus pada perhotelan namun juga pusat perbelanjaan dan apartemen. “Pada tahun 2020, walaupun situasi dan kondisi dalam keadaan sulit, kami berupaya terus melanjutkan pembangunan proyek 31 Sudirman Suites & hotel Hyatt Place yang berlokasi di Makassar.

Pada kuartal kedua 2021, kami berhasil menyelesaikan beberapa proyek strategis yang berada di Bali, yaitu beachwalk Shopping Center Extension, YELLO Hotel Kuta Beachwalk, beachwalk Residence, dan Aloft Hotel,” ungkapnya. 

Diakui Anthony sejak 2002-2017 sebagai perusahaan berbasis hospitality, lini bisnis INPP secara keseluruhan mengandalkan recurring income. Namun sejak tahun 2017, INPP mulai shifting dan berekspansi untuk melengkapi produk yang dimiliki dengan merambah segmen property sales. Dari sinilah, INPP mulai memperkuat bisnisnya dengan memasuki segmen residensial (hunian) yang dimulai dari pembangunan One Residence – Batam. 

Kembali ke strategi menghadapi pandemi, menurut Anthony, berbagai tantangan yang ada selama tahun 2020 menjadi momentum bagi INPP untuk mereset bisnis di sektor pariwisata. Sebagai contoh, di beberapa hotel, pihaknya melakukan restructuring dari sisi staff decision dengan keyakinan perusahaan dapat lebih baik dari sisi kinerja maupun efisiensi. Adapun, untuk kebijakan finansial, INPP juga melakukan negosiasi dengan pihak bank terkait relaksasi pembayaran bunga, sejalan dengan peraturan pemerintah.

Gayung pun bersambut. Berbagai strategi yang dilakukan INPP mulai mendapat hasil positif. Sepanjang tahun 2021, misalnya. INPP mencatatkan pendapatan sebesar Rp427,68 miliar atau naik 7,71% dari tahun sebelumnya sebesar Rp397,05 miliar. INPP juga mampu memperkecil rugi tahun berjalan yang mengalami perbaikan menjadi Rp28,45 miliar dari sebelumnya sebesar Rp483,53 miliar. Dan, puncaknya di tahun 2022 Pendapatan meningkat signifikan sebesar 123,43% menjadi Rp 955,54 miliar, dimana pertumbuhan tertinggi dikontribusikan dari segmen penjualan properti yang meningkat sebesar 335,59%.  

Harris Hote FX Sudirman

Dan, puncaknya saat INPP sukses mengakuisisi proyek Antasari Place melalui proses PKPU perdamaian sekaligus menjadikannya salah satu flagship bagi perusahaan. Secara skala bisnis, proyek Antasari Place lebih besar dibandingkan dua proyek terbesar INPP dengan Capex yang mencapai Rp1,4 triliun.

Beberapa pertimbangan yang mendasari keputusan tersebut, salah satunya adalah penerapan konsep mixed-use pada pengembangan Antasari Place yang sesuai fokus konsep pengembangan Perseroan sejak 2010.

 “Sebagai informasi, proyek Antasari Place adalah proyek ke 25 yang dilakukan oleh INPP dan kesemua pembangunan sebelumnya dapat diselesaikan dengan baik, bahkan ada yang dapat kami selesaikan sebelum target,” tuturnya.

Strategi adaptif INPP

Sejak berdiri pada tahun 2002 lalu, PT Indonesian Paradise Property Tbk telah bertransformasi menjadi pengembang properti visioner yang tidak hanya membangun ruang, namun juga menciptakan pengalaman unik bagi para konsumen dan masyarakat pada umumnya.

Dengan visi "menciptakan kebahagiaan untuk setiap individu melalui ruang yang dibangun dan pengalaman yang dihadirkan," INPP terus berinovasi dan menghadirkan proyek-proyek ikonik yang menjadi destinasi gaya hidup di berbagai kota di Indonesia.

INPP dikenal sebagai pengembang yang selalu menghadirkan proyek-proyek visioner. Ruang yang mereka bangun tidak hanya memiliki aspek visual dan fungsional, tetapi juga memberikan pengalaman unik yang membuat orang ingin kembali.

Proyek-proyek gaya hidup imajinatif mereka dirancang untuk menginspirasi dan mengajak, sehingga pada akhirnya menjadi destinasi serta ikon yang penuh semangat hidup dengan daya tarik sendiri.Kesuksesan INPP tidak terlepas dari strategi 4M yang diterapkan perseroan yaitu Middle Up, Mid Size, Mixed Use, dan Major Cities.

Strategi Middle Up menargetkan segmen kelas menengah atas, yang dianggap lebih stabil di tengah ketidakpastian ekonomi. Dalam aspek Mid Size, INPP mengembangkan proyek dengan skala menengah, rata-rata 40 ribu m2, yang dapat menjangkau lebih banyak konsumen.  

Beachwalk Bali

Dengan pendekatan Mixed Use, INPP berhasil mengintegrasikan ritel, hotel, dan properti residensial dalam satu kawasan, sehingga menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi masyarakat. Adapun, Major Cities menjadi semacam pakem bagi perseroan untuk mengembangkan proyek di kota-kota besar Indonesia, sekaligus berkomitmen untuk menghidupkan kembali perekonomian lokal. 

Saat ini, INPP mengelola 25 unit bisnis yang tersebar di delapan kota besar di Indonesia. Melalui berbagai portofolio tersebut, INPP sukses menciptakan sejumlah destinasi ikonik. Salah satu contohnya adalah 23 Paskal Shopping Center di Bandung, yang saat ini tengah diperluas dengan adanya penambahan ritel seluas 5.000 m2, serta Antasari Place di Jakarta Selatan yang menggabungkan apartemen modern dan ruang ritel yang nyaman. 

Dengan optimisme yang tinggi, INPP kini terus memperluas cakrawala bisnisnya. Hingga kuartal III tahun 2024, perseroan berhasil meraih pendapatan usaha sebesar Rp878 miliar, tumbuh 121% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Segmen hotel dan komersial masih menjadi pendorong utama pertumbuhan, dengan nilai pendapatan berulang mencapai 90%, memberikan kestabilan finansial yang solid. 

INPP tidak hanya berfokus pada profitabilitas, tetapi juga pada tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan tingkat okupansi rata-rata mal yang dikelola mencapai 93%, INPP membuktikan bahwa mereka dapat menciptakan ruang yang tidak hanya menarik, tetapi juga memenuhi kebutuhan masyarakat. Siti Utami, Chief Corporate Communication INPP, menegaskan bahwa komitmen perusahaan dalam menciptakan pengalaman unik bagi pelanggan adalah prioritas utama.

“Kami berusaha untuk menyajikan lebih dari sekadar ruang, tetapi juga momen tak terlupakan yang memperkaya kehidupan masyarakat,” ungkapnya. Anthony Prabowo optimis bahwa tahun-tahun mendatang akan semakin baik. “Kami banyak belajar dari situasi pandemi dan berhasil menjaga proyek kami tetap tepat waktu serta sukses dipasarkan,” ujarnya.

Dengan keberhasilan itu, sebut Anthony, INPP siap untuk menghadapi tantangan mendatang dengan semangat dan strategi yang lebih matang. “Melalui inovasi dan dedikasi terhadap kualitas, INPP membuktikan bahwa meskipun dunia menghadapi tantangan, peluang untuk tumbuh dan bersinar tetap ada,” pungkasnya. 

Sementara itu, Direktur & Chief Finance Officer INPP, Surina menuturkan, INPP akan terus mendorong kinerja bisnisnya untuk mempercepat pertumbuhan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder. Untuk itu telah disiapkan berbagai aksi maupun strategi untuk meraih pertumbuhan yang lebih pesat di setiap lini bisinisnya. 

Menurut Surina, ada banyak indikator yang membuat INPP optimistis bisa meraih pertumbuhan yang lebih tinggi lagi khususnya dengan mengoptimalkan timing maupun momentum yang baik. Diantaranya, keberhasilan INPP dalam meraih peringkat stable dari Pefindo untuk konsistensinya memenuhi target pendapatan serta terus memperkuat kualitas aset yang baik khususnya melalui jaringan brand hotel yang kuat.

 “Untuk tahun ini INPP telah menganggarkan capital expenditure (capex) mencapai Rp1 triliun yang akan dioptimalkan untuk berbagai proyek yang saat ini berjalan, diantaranya Apartemen Antasari Place di Jakarta Selatan, extension 23 Paskal Shopping Center di Bandung, dan 23 Semarang Shopping Center. Dengan aksi korporasi dan berbagai strategi yang telah ditetapakn, INPP menargetkan pertumbuhan pada tahun ini maupun tahun-tahun mendatang mencapai 20 persen,” tuturnya. 

Hotel Sheraton Bali

Sekedar informasi, perjalanan INPP dimulai dengan 10 tahun pertama fokus dalam pengembangan properti untuk segmen hospitality dengan brand Harris, Sheraton, Yello, dan belakangan juga Aloft. Periode tahun 2012-2017 INPP mulai menggarap bisnis ritel khususnya pusat perbelanjaan yang cocok untuk hangout seperti fX Sudirman, beachwalk Shopping Center di Kuta untuk melengkapi Sheraton Bali Kuta Resort, hingga Paskal Mall Shopping Center di Bandung.

Properti residensial dirambah pada periode 2017 dengan mengembangkan One Residence Batam, 31 Sudirman Suites Makassar, dan Antasari Place Jakarta. Properti residensial juga hadir untuk melengkapi fungsi komersial dan hospitality yang kian lengkap dengan adanya properti hunian.**       

Tags
#Berita Properti #Bisnis Properti #Covid19 #Antasari Place #Indonesian Paradise Property #INPP