Jakarta, Properti Indonesia - Dewasa ini memiliki properti khususnya rumah dengan menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) semakin banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat. Hal ini karena KPR dipercaya mampu membantu banyak orang untuk dapat memiliki rumah impian dalam waktu singkat. Survei Harga Properti Residensial Triwulan IV-2020 yang dilakukan Bank Indonesia mencatat, fasilitas KPR masih menjadi sumber pembiayaan utama dalam melakukan pembelian properti residensial bagi masyarakat di Indonesia.
Hasil survei mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen (75,31%) menggunakan fasilitas KPR untuk membeli properti residensial. Pertumbuhan KPR dan KPA pada triwulan IV-2020 secara tahunan tercatat sebesar 3,42% atau meningkat dari triwulan III-2020 yaitu 2,05% (yoy). Sementara, secara triwulanan penyaluran KPR dan KPA juga meningkat dari 0,62% (qtq) pada triwulan III-2020 menjadi 2,37%.
Kekinian, sejumlah bank terus berlomba-lomba untuk menawarkan program KPR mereka bagi konsumen yang akan membeli rumah. Strategi yang dilakukan pun beragam, mulai dari promo bunga tetap, tenor yang panjang, hingga bebas biaya provisi, administrasi, appraisal serta beragam gimik lainnya.
Pada edisi Perspective Volume 03 kali ini, Properti Indonesia kembali memetakan KPR dari berbagai bank yang paling populer di Indonesia berdasarkan jenisnya yaitu KPR Konvensional dan Syariah. Indikator populer disini meliputi; Program KPR bank tersebut paling banyak di mention sepanjang tahun 2020 dan menjadi pembicaraan di media daring, baik sosial media maupun portal media massa. Termasuk, promo serta kemudahan layanan yang diberikan.
Sementara, untuk menentukan deretan Program KPR bank tersebut, Properti Indonesia menggunakan platform teknologi riset PRIDE yang bertumpu pada sistem pengolahan Big Data sebagai sumber utama dalam menganalisis topik tertentu. Teknologi Big Data ini kemudian dimanfaatkan untuk memetakan suatu isu menjadi beberapa aspek penting yang bersumber dari perbincangan di sosial media.
Periode pengumpulan berbagai materi dalam rentang waktu satu tahun terakhir atau dimulai dari tanggal 1 Juni 2020 sampai dengan 31 Januari 2021, termasuk dengan memanfaatkan media online sebagai basis analisis.
Sepanjang periode tersebut, pergerakan data terkait KPR dan KPA konvensional berhasil terhimpun sebanyak 7.340 total data yang terdistribusi ke dalam media daring sebanyak 6.124 pemberitaan, 659 media sosial Twitter (tweet, reply, retweet), 550 Instagram, serta 7 video Youtube. Sementara, sentimen terkait ekspos KPR & KPA sejumlah 7,246 data, dengan rincian sentimen Positif sebanyak 2.460 data, Netral 4.550 data dan Negatif berjumlah sebanyak 236 data.
Sementara, terkait KPR dan KPA Bank Syariah terhimpun sebanyak 1.933 total data yang terdistribusi ke dalam media daring 1.370 pemberitaan, 382 konten dari Instagram dan media Sosial Twitter dan selanjutnya 46 tulisan blog, 28 video Youtube, 17 pemberitaan di media cetak dan 1 ungahan pada Facebook. Adapun, rincian sentimen Positif sebanyak 268 data yang terbagi atas sentiment Negatif 158 data dan sentiment Netral 110 data.
Simak ulasan lengkapnya pada laporan Perspective Volume 03 dengan cara: