Bali, Properti Indonesia – Untuk memudahkan konektivitas antar daerah di Indonesia sekaligus meningkatkan nilai investasi suatu kawasan, sejak beberapa tahun terakhir Pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur, khususnya jalan dan jalan tol secara masif.
Teranyar, adalah rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Denpasar. Adapun, tujuan utama dari pembangunan jalan tol yang akan menjadi ruas kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara tersebut adalah untuk pengembangan wilayah di Bali bagian Barat, sebagai upaya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan. Selain itu, pembangunan ruas tol kedua di Bali ini juga sangat diperlukan untuk meningkatkan logistik dan juga jalur jalan wisata.
Sebagai tahap awal, pembangunan ruas tol Gilimanuk-Mengwi mencapai 95 km dan menghubungkan kawasan Pekutatan – Soka dengan panjang jalan mencapai 20 kilometer. Sementara, tahap kedua menghubungkan Soka – Mengwi, dan tahap ketiga Gilimanuk – Pekutatan.
Andreas Radtya, General Manager Marketing Ciputra Group mengatakan, ruas tol dari Gilimanuk akan memberikan efek luar biasa pada proyek Ciputra Beach Resort, Tabanan. Sebab, sebelumnya, menurut Andreas untuk menuju ke proyek ini dari pelabuhan Gilimanuk membutuhkan waktu 2,5 jam.
“Dengan adanya jalan tol nantinya hanya 1,5 jam saja, lebih cepat, lebih efektif. Dan nantinya dari Denpasar ke Tabanan hanya membutuhkan waktu 20 menit jika proyek tol ini beroperasi. Dampak lain adalah meningkatkan harga properti (nilai investasi) sekitar 20% hingga 30% di kawasan-kawasan yang dilalui tol tersebut, khususnya Tabanan,” tegasnya.
Permintaan naik
Rencana pembangunan tol Gilimanuk – Denpasar ternyata turut berdampak terhadap meningkatnya minat konsumen dan investor membeli rumah dan kavling di Ciputra Beach Resort. Karena itu, pada akhir 2020 lalu Ciputra Group mulai merilis cluster baru bertajuk Resvara.
Menurut Maharani Sanjaya, Marketing Supervisor Ciputra Beach Resort, sebagai destinasi wisata internasional, Bali selalu menggoda masyarakat “kelas sultan” untuk memiliki properti di Pulau Dewata. Sehingga tidak heran meski masa pandemi rumah (resort) dan kavling di Ciputra Beach Resort tetap diminati.
“Saat ini produk kami sudah terbatas, sementara permintaan di 2021 ini trennya meningkat. Karena itu, akhir 2020 kami rilis Cluster Resvara dan respon pasar sangat positif. Terbukti di masa pre-sale hingga April 2021, dari 90 unit yang ditawarkan dalam Tahap 1, sebanyak 450 NUP (Nomor Urut Pemesanan) sudah terdaftar,” ujar Sanjaya.
Cluster Resvara menghadirkan 2 tipe rumah, tipe pertama Askana (105/76) dengan estimasi harga mulai dari Rp2,3 miliar. Tipe kedua, Svana (200/125) mulai dari Rp.4,26 miliar, serta kavling mulai Rp1,7 miliar. Sanjaya optimis dalam penjualan Tahap 1 ini, pihaknya dapat membukukan transaksi Rp250 miliar. Cluster Resvara dibangun di atas lahan seluas 7,2 hektar yang berada di timur kawasan Ciputra Beach Resorts.