Jakarta, Properti Indonesia - Universitas Ciputra Jakarta (UCJ) akan menjadi kampus pertama yang mencetak Entrepreneur mahir Artificial Intelligence (AI). Hal ini dikarenakan UCJ mendukung program belajar berbasis AI, termasuk melengkapi berbagai fasilitas di dalam kampus yang mendukung pembelajaran AI.
Demikian diungkapkan Prof. Dr. Ir. Denny Bernardus, M.M., Direktur Ciputra Pendidikan saat menggelar groundbreaking Universitas Ciputra Jakarta (UCJ), Rabu (22/5).
Denny mengungkapkan, salah satu faktor yang melatar belakangi pengembangan UCJ adalah karena pihaknya menginginkan agar siswa berprestasi di Indonesia memilih berkuliah di Indonesia dan tak lagi hunting kampus ke luar negeri.
Hal ini dikarenakan mayoritas mahasiswa yang keluar negeri tersebut pada akhirnya banyak yang tidak kembali ke Indonesia. "Jadinya kita kehilangan talent-talent unggul,” terangnya.
Menurut Denny, kondisi ini membuat pihaknya merasa vantage point yang sangat besar. Karena itu, UCJ juga akan menambahkan pengalaman internasional meskipun mereka tidak berkuliah di luar negeri.
Nantinya, sebut Denny, akan ada banyak Program Studi yang dibuka salah satunya yang paling banyak peminat di UC adalah Program Studi International Business Management. Selain itu, semua mata kuliah program studi juga akan di upgrade dengan konsep Pendidikan yang berbasis AI.
Sementara itu, Winarto Poernomo, S.E., M.M, Campus Director UCJ mengatakan, sistem pembelajaran akan diintegrasikan antara dunia pengetahuan (teori) dan prakteknya. Hal ini bertujuan agar mahasiswa tidak hanya mengetahui tapi juga menjadi pelaku selama kuliah.
“Garis masa depan mahasiswa dijalankan saat masa berkuliah bukan setelah lulus kuliah. Misalkan di salah satu jalur sukses yang diusung adalah jalur sukses startup business, maka sudah dari awal kuliah arahnya jelas bahwa dia akan banyak melakukan kegiatan-kegiatan itu termasuk juga diajak membuka prototype bisnisnya secara ekonomis dan hemat,” papar Winarto.
Sedangkan pengalaman di industri, menurutnya dimulai dari saat mahasiswa mengikuti masa orientasi dan lanjut ke semester 1 sampai dia lulus.
Nantinya akan ada 2 kategori pengalaman industri yang diberikan kepada mahasiswa, yang pertama adalah sistim project based dimana mahasiswa mengerjakan satu paket tugas sehingga memberikan mereka kesempatan berinteraksi lapangan di industri.
Sementara, yang kedua adalah upgrade dari model magang atau disebut Project Based Internship, dimana mahasiswa tidak hanya datang setiap hari di perusahaan kemudian menunggu perintah, melainkan mereka sudah punya agenda untuk melakukan analisa dengan output memberikan usulan inovasi yang sudah disepakati lebih dulu bersama supervisornya.
Bahkan untuk mahasiswa mahasiswa terpilih sudah disiapkan jalurnya agar dapat kuliah sambil bekerja secara remote di luar negeri, jadi merasakan bagaimana kerja bersama orang singapore, hongkong, eropa.
Eddy Yusuf,PhD, Direktur Akademik UC Jakarta, menjelaskan bahwa berbagai instansi kerjasama UC tentu mendukung pembelajaran mahasiswa UC Jakarta.
“Jejaring yang akan digunakan three in one, artinya apa? pertama jejaring dunia pendidikan yang sudah dimiliki UC. Dari 2005 kami berdiri semua akan diberikan ke mahasiswa, kedua adalah Ciputra Group sebagai network utama baik itu yang nasional juga internasional.
Ketiga adalah lapisan luar dari Ciputra Group. semua jejaring bisnis yang ada juga akan diberikan mulai dari perbankan, retail baik itu nasional maupun International.
UC Jakarta dibangun diatas luas tanah 10.000 m2 rencananya akan selesai pada tahun 2026. UC Jakarta dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung pembelajaran seperti Artificial Intelligence Lounge, Startup Plaza, Podcast Lab, Library of Knowledge and Technology, Business Simulation Lab, Computer and Artificial Intelligence Lab, Theater and performance Hall, Auditorium, Indoor Parking, Investment Lab, Culinary Business Lab, Limbo Green Screen Photo and Videography Lab, Creativity Lab, Virtual Office Lab.
Denny melihat bahwa mahasiswa saat ini dengan era keterbukaan informasi, era artificial intelligence sudah bermetamorfosa.
"Para peserta didik yang biasanya sumber informasinya dari pendidik yaitu dosen dan guru, sekarang mungkin lebih cocok mereka ini disebut pembelajar aktif, artinya mereka sendiri bisa punya akses untuk belajar mandiri. Nah artinya apa? Mereka butuh wahana belajar yang berbeda, kampus kalau tidak akomodir ini nanti lulusannya akan menjadi prematur masuk industri yang sudah berevolusi," sebut Denny.
Dengan demikian, outputnya diharapkan adalah alumni yang sudah menjadi power user artificial intelligence apapun bidangnya.
“UC Jakarta juga mempersiapkan program Global Classroom yaitu dimana mahasiswa nanti bisa memilih untuk belajar dari praktisi praktisi dunia. Misalkan belajar bisnis dan masak menggunakan modul belajar dimana yang memberikan pembelajaran adalah master chef michelin star tingkat dunia. Atau misalkan lagi belajar negosiasi dari praktisi FBI yang sudah puluhan tahun menjadi hostage negosiator atau ahli negosiasi FBI untuk terorisme,” pungkas Denny