Investasi Properti Asia Pasifik Anjlok 30 Persen di Kuartal I 2023

Investasi Properti Asia Pasifik Anjlok 30 Persen di Kuartal I 2023
Ilustrasi investas properti (Freepik)

Jakarta, Properti Indonesia - Investasi real estat komersial di kawasan Asia Pasifik mengalami penurunan sebesar 30 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada kuartal I 2023. Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyebutkan bahwa investasi di wilayah Asia Pasifik mencapai USD27 miliar.  

“Kondisi pasar saat ini masih menantang dan para investor melihat bahwa dengan diperketatnya standar pinjaman akan menambah ketidakpastian di pasar real estat komersial,” ujar CEO Capital Markets JLL Asia Pacific Stuart Crow dalam laporannya, dikutip Senin (12/6). 

Meski begitu kondisi Asia Pasifik tetap aman, dengan risiko likuiditas masih terkendali dengan baik. Berdasarkan data JLL, Jepang mencatat investasi sebesar USD8,9 miliar atau nai 4,7 persen secara tahunan. Jumlah ini didorong oleh penjualan kantor oleh perusahaan-perusahaan Jepang dan aktivitas akuisisi oleh J-REITs. 

Kemudian Australia mencatat transaksi sebesar USD3,7 miliar atau menurun 26 persen. Sementara di China mencapai USD6,9 miliar atau menurun 17 persen dengan aktivitas yang terbatas di luar Shanghai. Hong Kong menunjukkan kenaikan investasi sebesar USD1,6 miliar dari transaksi wisata skala kecil dan menengah. Di Singapura juga mengalami penurunan investasi yaitu sebesar 67 persen menjadi USD1,9 miliar, hal ini dikarenakan terbatasnya aktivitas di sektor perkantoran dan ritel. 

Secara spesifik, investasi perkantoran menurun menjadi USD12,7 miliar dari tahun sebelumnya sebesar USD17,3 miliar. Hal ini karena seiring dengan tekanan suku bunga dan penentuan harga aset yang berdampak pada perdagangan. Sektor logistik dan industrial juga menurun 24 persen secara tahunan karena jumlah transaksi yang bernilai lebih dari USD100 juta berkurang seiring dengan dimulainya siklus baru penentuan harga dan tatangan pendanaan. 

Sektor ritel juga tercatat USD5,3 miliar pada kuartal I 2023, di bawah rata-rata kuartalan selama lima tahun terakhir sebesar USD7,5 miliar. Sebagian besar transaksi pusat perbelanjaan skala besar menurun di kawasan Asia Pasifik. Terakhir, di sektor perhotelan tercatat sebesar USD2,4 miliar atau turun 30 persen dari periode kuartal I 2022, meskipun ada pertumbuhan aktivitas pasar dan adanya sentimen dari pengaruh makro ekonomi. 

Tags
#Berita Properti #real estate #properti #asia pasifik #JLL