Jakarta, Properti Indonesia – Perusahaan manajemen real estat dan investasi Jones Lang LaSalle (JLL) dalam laporan terbarunya bertajuk Global Real Estate Transparency Index (GRETI) 2022 menyatakan, sektor real estat komersial di Asia Pasifik saat ini masih dalam posisi yang baik untuk menarik banyak investasi beberapa tahun mendatang, seiring dengan meningkatnya transparansi pasar.
Dalam laporan tersebut, pasar real estat di Asia Pasifik terus berkembang dan semakin akomodatif bagi para investor. Indeks Transparansi Real Estat Global ini terbit setiap dua tahun dan menjadi patokan untuk transparansi pasar bagi investor properti, pengembang, dan pemilik perusahaan. Pada laporan kali ini, peringkat transparansi ditetapkan berdasarkan ketersediaan dan kualitas tolok ukur kinerja dan tata pasar, struktur kelola, lingkup peraturan dan hukum.
Kemudian, proses transaksi dan penanda keberlanjutan umum untuk membantu investor dan penghuni membuat keputusan berbasis risiko secara terukur. Dari 94 negara, Indonesia menempati urutan ke-39 dalam kategori semi-transparan. Indonesia naik satu peringkat dari tahun 2020 di posisi 40. Meskipun posisi Indonesia masih di bawah India yang menempati peringkat ke-36.
India termasuk dalam perbaikan global terbaik, dengan peningkatan investasi institusional dan segmen kepercayaan investasi real estat yang matang sehingga membantu peningkatan kualitas dan ketersediaan data pasar. Kemudian di Singapura mulai mendekati kategori sangat transparan dengan cakupan data yang lebih dalam komitmen keberlanjutan yang jelas. Singapura menempati urutan ke-14 dengan kategori transparan.
Sementara itu, efisiensi gedung baru, standar emisi yang lebih tinggi serta proses dan data yang lebih baik untuk transaksi penjualan di Shanghai dan Beijing telah membantu China untuk memperkuat posisinya di kategori transparan.
Selanjutnya, Jepang masuk dalam kategori sangat transparan untuk pertama kalinya. Hal ini berkat dari kemajuan dalam komitmen nol bersih, pengenalan standar bangunan yang berfokus pada keberlanjutan (sustainability) dan peningkatan transparansi seputar pelaporan risiko iklim.
Adapun upaya untuk meningkatkan transparansi di Asia Pasifik akan memperbesar minat investor serta membangun kepercayaan para penyewa hunian di kawasan tersebut.
“Kami memprediksi akan ada lebih besar dana yang disalurkan ke pasar yang mampu menunjukkan upaya konsisten dalam menyediakan data yang akurat, menegakkan perlindungan hukum dalam kepemilikan properti, dan memacu terciptanya peraturan yang mendukung transaksi terkait,” ujar Chief Executive Officer JLL Asia Pasifik, Anthony Couse dalam laporanya, dikutip Jumat (26/8).
Lanjutnya, perkembangan yang baik ini serta implementasi dari rencana dan strategi nol emisi karbon (net zero carbon) yang luas akan menjadikan real estat tangguh dan berkelanjutan sebagai daya tarik utama yang ditawarkan kawasan ini bagi para investor dan penghuni dalam jangka panjang.
JLL juga memaparkan, semakin banyak negara dan kota di Asia Pasifik yang menindaklanjuti komitmen iklim mereka dengan menetapkan standar efisiensi energi dan emisi wajib untuk bangunan, sejalan dengan tujuan net zero carbon. Serta memperlihatkan peningkatan sertifikasi bangunan hijau dan sehat. Sejumlah negara juga mulai mewajibkan pelaporan keberlanjutan dari perusahaan dan mengumpulkan informasi efisiensi energi dan emisi dari bangunan publik.