Bali, Properti Indonesia - Bagi pasangan Jones dan istrinya, Casey, membangun properti di Bali bisa jadi merupakan ide yang tepat, meskipun saat itu mereka belum pernah berkunjung ke Indonesia.
Kisah ini dimulai ketika pasangan asal Tasmania, Australia tersebut bercita-cita untuk pensiun dini dari pekerjaan masing-masing dan menggantung harapan finansial mereka dengan berinvestasi di pasar saham.
"Namun, setelah investasi itu berjalan, kami justru mendapat sedikit kekecewaan karena investasi yang dilakukan tersebut tidak berwujud, selain angka di selembar kertas," ujar Jones, 37 tahun seperti dilansir dari Business Insider.
Setelah melakukan beberapa riset, keduanya pun memutuskan untuk berinvestasi properti di negara yang lebih murah dibandingkan Australia, dengan harapan dapat memberi penghasilan yang menjanjikan sekaligus menjadi "rumah" saat mereka pensiun dini nanti.
Berinvestasi properti di Thailand, Filipina dan Portugal sempat menjadi pertimbangan mereka saat itu. Namun, pada akhirnya keduanya justru memilih Bali karena berdasarkan riset yang dilakukan, Bali memiliki tingkat pengembalian investasi tertinggi dan relatif mudah bagi orang asing untuk membangun rumah di sana.
Merujuk pada laporan yang dirilis ILA Global Consulting menyebutkan, bisnis sewa jangka pendek di Bali dapat menghasilkan laba atas investasi tahunan dengan rata-rata sebesar 15%, sementara pasar di tempat lain hanya menawarkan 5% hingga 10%.
Kembali ke Rory dan Casey, mereka akhirnya yakin untuk berinvestasi di Bali meskipun belum pernah sekalipun berkunjung ke pulau ini sebelumnya.
“Sebelumnya kami berpengalaman traveling ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Jadi kami tahu bahwa kami menyukai iklimnya. Kami tahu bahwa kemungkinan akan menyukai budaya dan makanannya juga,” kata Jones, yang berprofesi sebagai seorang fotografer dan videografer ini.
Pada tahun 2022, pasangan ini terbang ke Bali untuk pertama kalinya. Mereka berada di sana selama sekitar tiga minggu, menjelajahi pulau tersebut dan berbicara dengan sejumlah konsultan di bidang hukum dan konstruksi untuk mendapatkan lebih banyak wawasan sebelum memulai proyek mereka.
“Kami menghabiskan banyak waktu di berbagai daerah untuk memastikan bahwa kami menyukai daerah tersebut dan kami memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang diberikan daerah tersebut kepada para wisatawan,” ujar Jones.
Ia mengatakan, karena lalu lintas di Bali terkadang sulit untuk dilalui, maka penting bagi mereka untuk memilih daerah dengan infrastruktur yang baik dan mudah dijangkau.
Selain lingkungan yang nyaman, mereka juga mencari kawasan yang sedang naik daun sebagai strategi membuat para pelancong tertarik. Maka, dipilih lah sebidang tanah di kawasan Bingin dekat Uluwatu, di ujung barat daya Bali.
“Kami sempat mengunggah pesan di grup Facebook lokal bahwa kami sedang mencari lahan, dan kemudian orang-orang mulai menghubungi dan menawarkan lahan yang mereka miliki,” kata Jones.
Karena orang asing tidak diperbolehkan memiliki tanah di Bali, maka tanah yang mereka miliki disewakan selama 30 tahun, dengan opsi untuk diperpanjang selama 30 tahun berikutnya. Untuk lahan tersebut mereka merogoh kocek sebesar Rp720 juta rupiah, atau sekitar $44.700 dollar.
Pasangan milenial Rory Jones dan istrinya, Casey
Membangun Villa
Seiring berjalannya waktu keduanya memutuskan untuk membangun sebuah villa dengan konsep modern tropis. Bangunan dua lantai ini berdiri di atas lahan seluas 3.300 kaki persegi serta memiliki dua kamar tidur dan dua kamar mandi.
Seluruh pembangunan, termasuk furnitur dan perizinan, menelan biaya Rp2,287 miliar rupiah, atau sekitar $143,000.Jones mengatakan dia memilih membangun rumah dari awal karena lebih murah dibandingkan membelinya. Menurut salah satu situs properti Propertia Bali, sebuah vila dua kamar tidur baru di dekat Bingin saat ini dibanderol dengan harga Rp3,5 miliar Rp5,5 miliar rupiah, tergantung ukuran, kerumitan bangunan, dan sisa sewa tanah.
“Kekurangan membeli properti yang sudah jadi adalah kalau ada yang salah dengan bangunan tersebut, kita tidak bisa komplain. Tetapi dengan membangun sendiri, kita dapat menentukan standar yang digunakan untuk membangun gedung itu," pungkasnya.
Selain standar keselamatan, pasangan ini juga mendesain bangunan sesuai keinginan mereka. Jones menggambarkannya konsep villa tersebut sebagai perpaduan antara industrial modern dan boho, namun dengan sentuhan etnik Bali. Bahkan, semua material yang diaplikasikan dalam vila itu merupakan produk buatan lokal.
Diakui Jones, satu-satunya masalah besar yang dihadapi pasangan ini selama pembangunan adalah musim hujan yang tinggi sehingga proyek mereka sempat tertunda hingga beberapa minggu.
Saat ini Villa milik Jones dan Casey dapat disewa melalui aplikasi Airbnb dengan minimal sewa selama dua malam. Villa ini mendapat bintang 4,58 berdasarkan 26 ulasan.
“Awalnya, kami berencana untuk menghabiskan beberapa bulan dalam setahun di Bali, namun dengan perkembangan yang terjadi, dan betapa populernya Bali, saya rasa akan lebih masuk akal secara finansial jika kami menyewakannya di Airbnb sepanjang waktu," kata Jones.
Meski begitu, Jones berharap dapat menghabiskan masa pensiun di vila miliknya di Bali dalam waktu lima hingga enam tahun ke depan. “Kami bekerja keras untuk menabung dan menginvestasikan uang sebanyak yang kami bisa agar dapat mencapai titik di mana kami dapat pensiun di awal usia empat puluhan,” papar Jones, seraya mengaku jika ke depannya, mereka berencana untuk berinvestasi properti lebih banyak lagi di Bali.