Mengenal Dhaneswara, Cucu Mantan Wapres Sudharmono yang Memilih Menjadi Pengembang Rumah FLPP

Mengenal Dhaneswara, Cucu Mantan Wapres Sudharmono yang Memilih Menjadi Pengembang Rumah FLPP
Parama Green, salah satu proyek terbaru besutan Paripurna Land di Jatiasih, Bekasi (dok paripurnaland)

Jakarta, Properti Indonesia - Buah jatuh memang tak jauh dari pohonnya. Pameo klasik ini bisa jadi benar adanya jika bercermin pada sosok Dhaneswara Senowibowo. Anak muda 38 tahun yang berprofesi sebagai developer ini tampil cukup bersahaja layaknya sang kakek. Dhanes- biasa ia disapa, merupakan cucu dari mantan Wakil Presiden keempat dan kelima RI, Sudharmono. Dhanes adalah putra dari Tantyo Adji Sudharmono, putra bungsu Sudharmono.

Dhanes terjun di bisnis properti pada usia yang relatif cukup muda yakni di usia 30 tahun, setelah sempat lebih dulu bergabung dengan PT Berlian Lima Plus,  pengembang perumahan ekslusif Diamond Residence di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan sejak tahun 2009 dengan jabatan terakhir project manager.

Pada tahun 2013, bersama dua orang temannya, Nazaruddin dan Engga Febrianto, Dhanes memulai usaha dengan mendirikan perusahaan properti PT Darma Paripurna Sejahtera atau lebih dikenal dengan brand Paripurna Land. Proyek pertama Paripurna Land adalah Bonjour Residence  di kawasan Bojong Kulur, Bogor. Hunian ini merangkum sebanyak enam ruko dan 16 unit rumah berbagai type mulai dari harga Rp400 jutaan. Hanya dalam 2 tahun seluruh unit sukses terjual habis.

      Dhaneswara Senowibowo

“Di PT Berlian Lima Plus saya bekerja bersama orang tua, kalau sekarang bareng teman-teman. Sebenarnya tidak langsung jadi developer karena kita juga sempat menjadi kontraktor meski tidak lama,” ujar Dhanes bersama salah satu partnernya, Engga Febrianto saat berbincang bersama propertiindonesia.id di kantor Paripurna Land, Selasa (25/5) lalu.

Sukses dengan Bonjour Residence, pada 2016, Paripurna Land mengembangkan perumahan berskema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang ditujukan kepada MBR bertajuk Villa Kintamani di kawasan Setu Bekasi. Di atas lahan seluas 1,8 hektar dibangun sebanyak 180 unit rumah type 29/60 dengan harga Rp150 jutaan. Sama seperti proyek pertama, Villa Kintamani juga terjual habis dalam waktu singkat.

Tak hanya laris manis, perumahan Villa Kintamani juga berhasil menyabet penghargaan dari BTN Property Award 2018 sebagai peringkat pertama kategori Pengembang dengan Kontribusi Terbaik Kredit Small & Medium Tingkat Nasional. “Untuk proyek Villa Kintamani sendiri memang saat itu kita bangun dengan spek di atas rata-rata rumah FLPP. Baik dari segi kualitas dan fasilitas. Dan, hal tersebut kini menjadi semacam pakem bagi Paripurna Land saat mengembangkan proyek, yaitu spesifikasi rumah yang di atas rata-rata,” ujar lulusan Manajemen dari Universitas Trilogi ini.

Menurut Dhanes, saat ini Paripurna Land tengah memfokuskan diri pada proyek ketiga di kawasan Jatiasih, Bekasi dan Wanaherang di Kabupaten Bogor. Di Jatiasih, Paripurna Land mengembangkan hunian dengen type 75/75 seharga mulai dari Rp900 jutaan. Sementara Wanaherang rencananya akan mengembangkan hunian satu dan dua lantai dengan harga mulai dari Rp400 jutaan.

Berawal dari coba-coba

Diakui Dhanes, awal terjun ke bisnis properti karena coba-coba. Beberapa bisnis lain pun sempat dijalaninya. Namun, seiring berjalannya waktu Dhanes mulai menseriusi bisnis properti. Termasuk, di masa pandemi seperti sekarang ini. “Untuk saat ini kita masih fokus pada dua proyek di Jatiasih dan Wanaherang. Sementara,  strategi di internal perusahaan kita cukup berhati-hati dalam menjaga cash flow,” ujar Dhanes.

Hampir delapan tahun menjalani bisnis sebagai pengembang properti, diakui Dhanes memang bukan perkara gampang. Ada sejumlah rintangan yang kerap menghadang pengembang anak bawang seperti mereka. “Sejauh ini bisa dibilang ada sukanya dan tentu ada hambatan juga, khususnya terkait perijinan yang belum bisa diketahui pasti waktu pengurusannya,” tutur Dhanes seraya tertawa.

 

Tags
#hunian #rumah #Berita Properti #Bisnis Properti #properti #FLPP