Bisnis Hospitality Kian Prospektif, Hanaya Land Bangun Hotel Budget di Bintaro

Bisnis Hospitality Kian Prospektif, Hanaya Land Bangun Hotel Budget di Bintaro
Dari Ki-Ka: Gde Brawiswara Putra Owner ESCOTEL Hotel Operator, Novrian Carnegie Owner Hanaya Land, dan LIDO DE RIO CEO Hanaya Land (Dok Hanaya Land)

Bintaro, Properti Indonesia - Kawasan Bintaro, Tangerang masih menjadi pilihan utama pengembangan properti, tak terkecuali sub sektor perhotelan. Pasalnya selain prospektif, kawasan yang berada di Selatan Jakarta ini juga memiliki daya tarik tersendiri.  

Selain pertumbuhan kelas menengah dan pergerakan bisnis yang tinggi, kawasan Bintaro juga dikelilingi berbagai infrastruktur seperti jalan utama dan jalan tol yang terus berkembang.

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kawasan ini menarik bagi masyarakat, tidak hanya sebagai tempat tinggal, tapi juga sarana investasi yang menguntungkan. 

Berbagai potensi positif tersebut, belakangan turut menginspirasi Hanaya Land untuk berinvestasi di Bintaro dengan mengembangkan boutique hotel bertajuk Hanaya Suite Room.

Novrian Carnegie selaku Owner Hanaya Land menuturkan, sebagai kawasan bisnis dan komersial yang terus tumbuh, Bintaro sangat memikat bagi para pebisnis maupun investor.

"Karena itu kami akan membangun proyek hotel dengan konsep yang berbeda dengan hotel-hotel lainnya,” ujar Novrian usai menggelar seremoni groundbreaking tanda dimulainya pembangunan Hanaya Suite Room, Rabu (25/09).  

Hotel yang dikembangkan di atas lahan seluas 1300 m² ini ditargetkan rampung pada 2025 dan diharapkan membuka peluang bagi masyarakat untuk turut berinvestasi di sektor properti.

Dijelaskan Novrian, bahwa konsep hotel yang akan dibangun berupa unit-unit rumah tipe dua lantai dengan 3 kamar dan tipe tiga lantai yang terdiri dari 6 kamar. 

“Nantinya unit-unit hunian yang dibeli calon investor tersebut akan dikelola dan dioperasikan sebagaimana layaknya hotel,” jelasnya.

Unit-unit hunian tersebut ditawarkan dengan harga mulai dari Rp1 miliar sampai dengan Rp1,9 miliar. “Harga tersebut sudah termasuk Sertifikat Hotel yang super lengkap,” tutur Novrian. 

Dengan konsep baru ini, tambah novrian, investor akan mendapat banyak keuntungan seperti status kepemilikan unit berupa SHM, mendapat pasif income dari penyewaan kamar yang dikelola sebagai hotel, bahkan dapat membeli 2 hingga lebih unit yang diinginkan.

Dengan memiliki unit hunian yang dikelola sebagai hotel, investor akan dapat menikmati keuntungan dari hasil pengelolaan hotel oleh Escotel. 

Hal senada juga diungkapkan Lido De Rio, konseptor dari Hanaya Suite Room. Dirinya mengatakan, bahwa selama ini bisnis hotel hanya bisa disentuh oleh kalangan atas.

"Dengan hadirnya Hanaya Suite Room ini, kami memberikan kesempatan yang seluasnya bagi seluruh lapisan masyarakat untuk ikut dalam bisnis hotel yang sudah dipastikan akan mendatangkan income yang besar," sebutnya.

Lokasi proyek Hotel Hanaya Suite Room di Bintaro

Lebih lanjut, sebut Lido, melalui skema ini pula, investor bisa memiliki asetnya dengan stastus kepemilikan SHM, bahkan bisa diwariskan ke anak cucu tanpa perlu perpanjangan-perpanjangan. 

Novrin mengatakan, secara rerata capital gain hunian yang ada di Bintaro bisa mencapai sekitar 20%, terlebih kalau ada bisnis di atasnya.

"Dengan dikelola menjadi hotel, saya yakin capital gain bisa lebih dari 20 %. Terlebih saat incomenya sudah optimal biasanya dicapai di tahun pertama sampai tahun kedua, Sehingga evaluasi dari hotelnya bisa naik langsung bahkan dua kali lipat, bahkan sangat memungkin dalam 1 tahun bisa naik hingga 30%-50%,” paparnya optimis.

Menurut Novrian, selain memiliki lokasi strategis, Hanaya Suite Room juga dilengkapi berbagai fasilitas di area kamar sebagai penunjang kebutuhan para penghuni apartemen, mulai dari parkir, kolam renang, gym area, dan fasilitas pendukung lainnya. 

Dirinya mengatakan, proyek hotel ini merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat. Untuk itu Hanaya Suite Room menawarkan skema baru investasi perhotelan yang lebih terjangkau untuk semua kalangan.

“Kita menargetkan kelas menengah yang sedang mempersiapkan masa pensiunnya, serta karyawan yang memerlukan pasif income karena tidak ada waktu untuk berbisnis,” pungkasnya.  

 

Tags