Jakarta, Properti Indonesia - Pasar properti Jakarta menunjukkan dinamika yang beragam pada kuartal pertama tahun 2025. Laporan Jakarta Property Market Insight yang dirilis Leads Property Services Indonesia mengungkapkan bahwa sektor residensial tapak masih mempertahankan momentumnya, sementara sektor perkantoran dan ritel mengalami tekanan akibat masih lemahnya permintaan dan dampak dari perubahan pola kerja serta konsumsi.
“Permintaan rumah tapak di Jakarta dan sekitarnya relatif stabil, terutama di segmen menengah bawah. Pengembang cenderung fokus pada rumah dengan harga terjangkau yang menyasar end user,” ujar Martin Samuel Hutapea, Associate Director Leads Property Services Indonesia, dalam siaran resmi.
Leads Property mencatat, sebagian besar penjualan rumah terjadi pada kisaran harga di bawah Rp1,5 miliar. Wilayah seperti Tangerang, Bekasi, dan Bogor masih menjadi primadona karena ketersediaan lahan dan akses infrastruktur yang semakin membaik.
Sementara itu, sektor perkantoran CBD Jakarta terus menghadapi tantangan dengan tingkat kekosongan mencapai 31,9%, meski terjadi sedikit penurunan dibanding kuartal sebelumnya. Aktivitas leasing didominasi oleh sektor jasa profesional dan teknologi, namun pengurangan ruang sewa oleh perusahaan besar tetap menekan performa pasar. "Fleksibilitas ruang kerja menjadi pertimbangan utama penyewa. Banyak perusahaan mulai merelokasi atau menyesuaikan kebutuhan ruangnya," jelas Martin.
Sektor ritel pun belum sepenuhnya pulih. Meskipun okupansi pusat perbelanjaan di Jakarta mencapai 82,5%, permintaan dari penyewa baru masih terbatas. Kategori F&B, terutama yang menawarkan pengalaman berbeda, mendominasi ekspansi.
Di sisi lain, sektor apartemen strata mencatat peningkatan penjualan, terutama untuk proyek yang menawarkan cicilan ringan dan insentif seperti subsidi bunga. Leads Property mencatat bahwa lebih dari 70% pembeli unit apartemen adalah end user, dengan lokasi favorit tetap berada di Jakarta Barat dan Selatan.
Adapun sektor pergudangan dan industrial estate justru mencatat pertumbuhan signifikan. Kawasan industri di timur Jakarta seperti Karawang dan Cikarang mengalami peningkatan aktivitas, terutama dari sektor logistik, e-commerce, dan manufaktur ringan. "Permintaan lahan industri masih kuat, terutama dari pelaku asing yang ingin mendekat ke pasar domestik," kata Martin.
Leads Property memproyeksikan tren pasar properti Jakarta pada kuartal berikutnya masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti stabilitas ekonomi, suku bunga, dan peraturan pemerintah terkait kepemilikan asing serta insentif fiskal.