Jakarta, Properti Indonesia – Proyek Living World di Kota Denpasar, Bali, yang dikembangkan oleh Kawan Lama Group telah memasuki tahap finishing. Proyek ini menjadi proyek mal Living World Ketiga Kawan Lama Group setelah menghadirkan mal Living World pertama di Alam Sutera, Tangerang pada tahun 2011 dan Living World Pekanbaru pada tahun 2018.
Living World Bali berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 3,5 hektar dengan luas bangunan dan area parkir sekitar 120.000 m2 dan memiliki nilai investasi mencapai Rp800 miliar. Rencananya mall ini akan beroperasi pada akhir tahun 2022.
“Di tengah kondisi pandemi saat ini, kami tetap optimis merampungkan pembangunan. Pasalnya, menurut data yang disampaikan oleh Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APBBI), meskipun cenderung lambat, tetapi tingkat kunjungan pusat perbelanjaan di berbagai daerah naik secara bertahap seiring dengan membaiknya kondisi saat ini,” ujar Business Development Director Kawan Lama Group, Sugiyanto Wibawa dalam keterangannya, dilansir dari IDX Channel, Rabu (27/10).
Kemudian berdasarkan data dari APBBI Bali, dari total 14 pusat perbelanjaan di Bali tingkat kepatuhan implementasi PeduliLindungi sudah mencapai 80 persen. Lanjut Sugiyanto, pihanya optimis terhadap dukungan pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional, serta program percepatan vaksinasi yang telah menjangkau lebih dari 50 persen penduduk Indonesia untuk vaksin dosis pertama akan membantu bisnis mal untuk segera pulih.
Baca Juga : Bangun Living World Cibubur, Kawan Lama Gandeng Sinar Mas Land
Nantinya Living World Denpasar Bali berfokus pada tenant di segmen home living, home improvement, dan lifestyle seperti ACE, INFORMA, Krisbow, Toys Kingdom, hingga Pet Kingdom.
Mall ini memiliki gross flor area lebih dari 120.000 m2 dengan area komersial 50.000 m2, serta 400 toko akan hadir. Konsep arsitektur yang diterapkan bernuansa tradisional Bali yang menyatu dengan konsep terbaru dari tenant restoran/kafe dan entertainment. Mulai dari zona khusus “Asian Market” yang khas budaya Bali, baik dari arsitektur dan hadirnya beragam produk UMKM Bali.
Untuk berbagai gelaran acara dan kegiatan tradisional Bali akan diselenggarakan di area amphitheatre Living World Bali, revitalisasi area pinggir Sungai Bindu di samping mal untuk pusat kegiatan outdoor, area kuliner terbuka, dan avenue untuk komunitas.
Selain itu, Living World Bali menerapkan konsep energy efficient architecture atau arsitektur dengan penggunaan energi yang efisien pada pembangunan. Mulai dari sistem AC berefisiensi tinggi dalam penggunaan listrik yang menghemat energi hingga 20 persen atau dalam pengurangan energi listrik 1,200 MW/tahun, pengguaan panel surya di atap mal, penggunaan jenis lampu LED pada mayoritas penerangan yang menghemat energi hingga 50 persen.
Smart building design berupa pengaturan orientasi bangunan dan solusi minimalisasi panas matahari masuk ke dalam gedung dengan permainan lanskap, serta pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami dalam gedung dengan membuat skylight dari jendela berbahan kaca double glazing.
Serta dalam operasionalnya nanti, Living World Bali akan menerapkan konsep minimized wastewater management system dengan mengelola limbah air kotor untuk penyiraman tanaman dan pengisian kolam.