Pergeseran Lanskap Bisnis Lahan Industri: Dari Industri Tradisional ke Sektor Teknologi Tinggi

Pergeseran Lanskap Bisnis Lahan Industri: Dari Industri Tradisional ke Sektor Teknologi Tinggi
Hyperscale data center campus di kawasan Pertiwi Lestari Industrial Estate, Karawang, Jawa Barat yang dikembangkan oleh PT DCI Indonesia Tbk. (dok PT DCI Indonesia Tbk.)

Jakarta, Properti Indonesia - Sejak 2019, tren penyerapan lahan industri di Indonesia didominasi oleh sektor teknologi. Hal ini terlihat dari melonjaknya investor yang membeli lahan untuk membangun pusat data (data center). Namun, berkembangnya industri di bidang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) justru membuat lanskap bisnis lahan industri berubah. 

Riset yang dilakukan Colliers Indonesia menyebutkan, sampai dengan kuartal II-2024 penjualan lahan industri kepada perusahaan pusat data terjadi dengan signifikan. Meski begitu, dominasi sektor teknologi kemungkinan bergeser ke arah teknologi kendaraan listrik. Transisi ini menandakan pergeseran besar dari industri tradisional ke sektor teknologi tinggi, termasuk bidang kecerdasan buatan (AI) yang terus berkembang.

Colliers menyebutkan, sejumlah perusahaan raksasa teknologi seperti Microsoft, Google, dan Amazon diperkirakan telah berinvestasi sebesar USD51,5 miliar dalam bidang AI di seluruh Asia Tenggara sejak tahun 2023. Sayangnya, sebagian besar investasi ini belum mengalir ke Indonesia, meskipun negara ini merupakan pasar terbesar sekaligus kontributor utama ekonomi digital Asia Tenggara.

Bahkan, dari total USD51,5 miliar yang diinvestasikan, hanya 3,7% yang dialokasikan untuk investasi AI di Indonesia.Tingkat investasi yang rendah ini disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur dan sdm di Indonesia, termasuk jumlah produsen chip AI yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara tetangga.

Selain itu, kurangnya regulasi industri yang spesifik merupakan faktor lain yang berkontribusi terhadap rendahnya tingkat investasi AI. Diketahui, minat investor sangat dipengaruhi oleh kesiapan suatu negara untuk pengembangan AI. Selain itu, proses perizinan yang panjang dan rumit sering kali menjadi kendala bagi investasi di Indonesia. Ditambah lagi, insentif untuk proyek terkait AI di negara ini yang masih terbatas, tidak seperti di Singapura dan Malaysia.

Untuk menarik perusahaan manufaktur chip AI agar beroperasi di Indonesia, sangat penting untuk memperkuat ekosistem AI di negara ini. Peningkatan jumlah produsen chip akan memperkuat ekosistem AI dengan meningkatkan rantai pasokan lokal, termasuk fabrikasi semikonduktor, perakitan perangkat keras, dan pengembangan perangkat lunak.

Colliers menyebutkan, produsen lokal dapat menurunkan biaya dengan mengurangi ketergantungan pada chip impor. Karena itu sangat penting bagi pengelola kawasan industri untuk memahami lanskap industri teknologi tinggi yang sedang berkembang untuk mengakomodasi kebutuhan ini dan memanfaatkan momentum tersebut untuk meningkatkan penjualan lahan industri mereka.

Tags
#lahan #colliers indonesia #kawasan industri #lahan industri #Sektor Industri #kawasan industri subang #subang #Lanskap Bisnis Lahan Industri #Industri Tradisional #Teknologi Tinggi