Jakarta, Properti Indonesia – Sepanjang kuartal pertama 2024, sektor industri masih menjadi salah satu sub sektor properti, selain perhotelan, yang bergerak lebih cepat dibandingkan segmen properti lainnya. Hal ini tak terlepas dari strategi para pelaku industri yang terus memperluas operasinya dan mengakuisisi lahan baru guna memenuhi peningkatan permintaan di pasar domestik yang menjanjikan.
Demikian disampaikan Colliers Indonesia dalam laporannya bertajuk Industrial Services Forecast Report Jakarta Q1 2024 yang dirilis pertengahan Juni 2024 lalu. Menurut Colliers, ada sejumlah kriteria lahan yang dipilih para pelaku di sektor ini, diantaranya; berada di lokasi yang strategis dengan akses mudah terhadap sumber daya alam, upah tenaga kerja yang kompetitif, dan pasar yang luas.
Karena itu, sebut Colliers, kawasan industri yang terintegrasi dengan infrastruktur transportasi yang kuat, seperti akses pelabuhan yang mudah dan cepat serta jaringan jalan yang mendukung, menjadi pilihan menarik bagi perusahaan sebagai lokasi sasaran.
Yang menarik, pengelola kawasan industri saat ini lebih tertarik untuk mengakuisisi lahan baru yang lokasinya lebih jauh dari Jakarta seperti wilayah Subang. Pengembangan pelabuhan baru diyakini menjadi katalisator terbentuknya zona industri baru di wilayah tersebut.
Sementara itu, pertumbuhan industri modern saat ini cenderung membutuhkan lahan yang lebih luas untuk menampung peralatan dan fasilitas produksi yang terus berkembang. Untuk mengantisipasi pertumbuhan teknologi tersebut, pengelola kawasan industri terus melengkapi kawasannya dengan infrastruktur berkualitas tinggi, termasuk aksesibilitas jaringan transportasi yang sangat baik, konektivitas internet yang cepat, pasokan listrik yang stabil, dan infrastruktur lainnya yang mendukung kegiatan industri berteknologi tinggi.
Memasuki paruh pertama tahun 2024, trend suplai lahan industri di wilayah Jabodetabek mengalami sedikit perubahan. Beberapa area ekspansi aktif, khususnya di Karawang dan Serang, saat ini fokus pada penyiapan lahan siap bangun baru.
Colliers Indonesia juga mencermati semakin menipisnya stok lahan di berbagai wilayah. Jawa Barat, misalnya. Sisa lahan yang dapat diperuntukkan untuk keperluan industri sangat terbatas, sehingga jumlahnya lebih banyak dialihfungsikan untuk pengembangan perumahan. Alhasil, aktivitas industri saat ini terus mengarah ke bagian selatan ke arah Sukabumi.
Sedangkan di wilayah timur, khususnya di Bekasi dan Karawang, keterbatasan lahan saat ini telah mendorong terjadinya pertumbuhan industri baru ke wilayah seperti Subang. Perluasan ini juga didorong adanya pembangunan pelabuhan baru di Patimban.
Kinerja Penjualan Menurun
Ferry Salanto, Head of Research mengatakan pada kuartal pertama tahun 2024, total transaksi lahan mencapai 44,18 hektar atau hanya sekitar 20,6% dari total transaksi lahan industri tahun sebelumnya. “Angka ini, meskipun lebih rendah dari tahun lalu untuk periode yang sama, masih dianggap tren yang normal untuk penjualan di awal tahun,” ujar Ferry dalam keterangannya, Kamis (20/6) lalu.
Berdasarkan potensi pertumbuhan dalam aktivitas penjualan dan penyewaan tanah dan bangunan di dalam kawasan industri, Colliers memproyeksikan bahwa penjualan tahun ini setidaknya akan sebanding dengan pencapaian tahun lalu, terutama didorong oleh sektor industri teknologi tinggi yang sedang berkembang.
“Dari semua sektor yang aktif dalam mengakuisisi lahan pada kuartal ini, terlihat bahwa sektor data centre mendominasi dengan kontribusi 22%, diikuti oleh industri otomotif. Ke depannya, ekspansi perusahaan data centre di dalam Kawasan industri kemungkinan akan seimbang dengan perluasan sektor otomotif, terutama kendaraan Listrik,” pungkasnya.