Jakarta, Properti Indonesia - Di tengah tantangan pasar residensial yang belum pulih sepenuhnya, PT Intiland Development Tbk (DILD) berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan positif pada semester I-2025.
Salah satu kunci keberhasilan tersebut berasal dari kontribusi besar segmen kawasan industri yang menopang stabilitas pendapatan dan efisiensi biaya perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian hingga 30 Juni 2025, Intiland membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,2 triliun.
Kontribusi terbesar berasal dari sektor pengembangan kawasan industri yang mencapai Rp394 miliar, menyumbang 33% dari total pendapatan usaha. Direktur Utama Intiland, Archied Noto Pradono, menyebut capaian ini sebagai bukti bahwa kawasan industri kini menjadi tulang punggung bisnis perseroan.
“Pendapatan dari sektor industri memberikan margin sehat dan arus kas yang stabil, sangat krusial di tengah lesunya sektor high-rise,” ujar Archied dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7). Secara keseluruhan, komposisi pendapatan Intiland berasal dari development income sebesar Rp772 miliar dan recurring income Rp444 miliar.
Menariknya, pendapatan berulang menunjukkan pertumbuhan 7% dibandingkan tahun lalu, menandakan portofolio sewa dan pengelolaan properti perusahaan tetap produktif. Tak hanya dari sisi pendapatan, efisiensi biaya juga turut memperkuat performa keuangan. Beban usaha turun 8% menjadi Rp155,8 miliar, dan beban bunga ikut menurun dari Rp199,9 miliar menjadi Rp176,3 miliar.
Meski laba tahun berjalan turun menjadi Rp49,1 miliar, struktur keuangan dinilai tetap sehat dengan kenaikan EBITDA dari 22% menjadi 28%. “Intiland fokus menjaga efisiensi dan memperkuat kinerja operasional untuk menjaga fundamental bisnis tetap kuat,” kata Archied.
.JPG "Perumnas Buka Kesempatan Kerja Sama Strategis Pengembangan Samesta Alonia Kemayoran")
