Strategi Paradise Indonesia Kuasai Market Hospitality di Bali

Strategi Paradise Indonesia Kuasai Market Hospitality di Bali
Aloft Bali Kuta at beachwalk by INPP

Bali, Properti Indonesia - Sebagai destinasi wisata paling populer di Indonesia, investasi properti di Bali saat ini masih menjadi pilihan yang menarik bagi banyak investor. Hal ini membuat permintaan properti di Bali terus meningkat, baik untuk tujuan investasi maupun sebagai pilihan tempat tinggal. 

Trend investasi properti di Bali saat ini adalah properti yang berlokasi strategis, seperti di sekitar pantai, pusat kota, atau dekat dengan tempat-tempat wisata terkenal. Properti yang menawarkan fasilitas dan layanan yang lengkap juga sangat diminati para investor.

Menjamurnya bisnis ini lantas berdampak pada persaingan yang semakin ketat. Banyak pengembang properti yang berlomba-lomba untuk membangun proyek properti yang menarik dan berkualitas tinggi. Hal ini membuat investor maupun konsumen harus lebih selektif dalam memilih properti yang akan diinvestasikan.

Selain itu, regulasi dan perizinan juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi di Bali. Investor perlu memastikan bahwa properti yang akan dibeli memiliki dokumen dan izin yang lengkap dan sah.

Deputy Chief Operation Officers PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), Elvan Prawira menuturkan, saat ini, trend kunjungan pariwisata di Bali terus menunjukkan peningkatan, terutama untuk wisatawan mancanegara. Memang, sebut Elvan, jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan tahun 2023, kuantitasnya masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019 (sebelum pandemi).

Namun, pada tahun 2024, Bali diproyeksikan akan menerima wisatawan mancanegara dalam jumlah yang akan melampaui angka tahun 2019. “Mengacu pada pencapaian hotel-hotel milik INPP di Bali pada tahun 2023 yang telah melampaui pencapaian tahun 2019 (sebelum pandemi), maka dapat dipastikan bahwa tahun 2024 akan menunjukkan hasil yang jauh lebih baik,” ujarnya kepada Properti Indonesia pada awal Juli lalu.

Elvan mengatakan, fakta terjadinya over supply kamar hotel memang terjadi di beberapa lokasi di Bali, dan berdampak pada tidak maksimalnya tingkat hunian kamar hotel. INPP pun menyadari situasi ini dan tetap berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan, agar tetap menjadi pilihan utama diantara para pesaing. Diantaranya, menyesuaikan produk dengan tren pasar saat ini, melakukan renovasi secara berkala (bahkan di kala masa pandemi) untuk memastikan standar terbaik.

YELLO Hotel Kuta Bali

“Upaya berkelanjutan ini telah terbukti membuat hotel yang dimiliki tidak hanya mampu bertahan di tengah persaingan yang ketat, namun juga menjadi pemimpin pasar dengan produk dan layanan yang unggul,” jelas Elvan.

INPP atau dikenal dengan brand Paradise Indonesia saat ini memiliki dan mengoperasikan sejumlah properti di Bali, antara lain; komplek beachwalk, yang mencakup beachwalk Shopping Center, Sheraton Bali Kuta Resort, Aloft Bali Kuta at beachwalk, Yello Kuta beachwalk, dan beachwalk Residence. Selain itu, terdapat juga Harris Hotel Kuta Tuban, Maison Aurelia Sanur, dan juga Park 23.

Sepanjang tahun 2023, kontribusi dari portofolio di Bali ini menyumbang 50% dari total pendapatan Perseroan sebesar Rp1,10 triliun. Angka ini kembali meningkat pada Q1-2024, di mana portofolio INPP di Bali memberikan kontribusi sebesar 51% dari total pendapatan Perseroan.“Setiap unit usaha tersebut memiliki potensi yang sangat tinggi, di mana pencapaian pada tahun 2023 telah melampaui target yang ditetapkan oleh perusahaan. Kami memproyeksikan bahwa pada tahun 2024, target perusahaan juga akan dapat tercapai,” pungkas Elvan.

Regulasi Penerbangan

Elvan menambahkan, ada beberapa kebijakan atau regulasi baru yang sangat dibutuhkan para pelaku industri hospitality maupun properti di Bali saat ini, pertama, regulasi penerbangan perlu ditingkatkan untuk membuat harga tiket lebihterjangkau dan menambah frekuensi penerbangan. Sebab, menurutnya, bagi pulau seperti Bali yang sangat bergantung pada kedatangan wisatawan melalui jalur udara—dengan persentase kedatangan melalui jalur darat yang jauh lebih kecil—peran penerbangan sangatlah krusial.

“Harga tiket domestik ke Bali tidak boleh lebih mahal dibandingkan penerbangan internasional, karena hal ini dapat menyebabkan wisatawan domestik lebih memilih bepergian ke luar negeri daripada ke Bali,” ungkap Elvan.

Kebijakan berikutnya menurut Elvan, harus ada peningkatan dan pengaturan transportasi umum di Bali untuk meminimalisir kemacetan serta perlu adanya pembatasan jumlah pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan di daerah-daerah yang sudah padat. Selain untuk mencegah over supply, hal ini juga akan mendorong pembangunan yang lebih merata di seluruh Bali, mengingat masih banyak lokasi lain di Bali yang memiliki potensi tinggi.Paradise Indonesia sendiri untuk saat ini belum ada rencana untuk kembali menambah portofolio baru di Bali.

Meski begitu, Perseroan akan tetap terus mengembangkan portofolio baru di daerah lainnya seperti Jakarta, Balikpapan, Manado, dan Semarang. “Dalam waktu dekat, kami juga akan memulai serah terima unit apartemen di proyek Antasari Place di Jakarta, serta memulai pembangunan hotel berbintang di lokasi yang sama pada tahun ini,” sebutnya.

Tags
#bali #hotel #hospitality #Indonesian Paradise Property #INPP