Jakarta, Properti Indonesia – Emiten properti PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp580 miliar di semester pertama tahun 2021. Pendapatan ini lebih tinggi 129,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp253 miliar.
Direktur dan Sekretaris DMAS, Tondy Suwanto, mengatakan bahwa segmen industri menjadi kontribusi terbesar pendapatan usaha perusahaan. “Pendapatan usaha dari segmen industri di semester pertama tahun 2021 adalah sebesar Rp436 miliar atau sekitar 75,3% dari pendapatan usaha,” ujar Tondy dalam keterangannya di Bursa Efek Indonesia, Kamis (29/7).
Baca Juga : Wow..Pendapatan Puradelta Lestari Melonjak 395% di Kuartal I 2021
Adapun kontribusi dari pendapatan usaha di segmen komersial, hotel, dan rental terhadap pendapatan usaha secara keseluruhan masing-masing adalah 5,7%, 1,0%, dan 0,7%. Perseroan juga membukukan laba usaha sebesar Rp255 miliar, lebih tinggi dibandingkan laba usaha pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp72 miliar.
Perseroan membukukan marjin laba usaha sebesar 44,0%, lebih tinggi dibandingkan marji laba usaha pada semester pertama tahun 2020 sebesar Rp28,3%. Meningkatnya marjin laba usaha ini karena menurunnya biaya umum administrasi pada paruh pertama tahun 2021 ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 38,7%.
Baca Juga : Puradelta Lestari Bagikan Total Dividen Rp1,5 Triliun.
Kemudian untuk pendapatan lain-lain atau pendapatan bersih tercatat sebesar Rp41 miliar dengan kontribusi terbesar dari keuntungan kegiatan pengelolaan dan lain-lain (bersih) sebesar Rp46 miliar. Sementara laba bersih perseroan sebesar Rp289 miliar, atau tumbuh sebesar 265,6% dibandingkan laba bersih di semester pertama tahun 2020 sebesar Rp79 miliar. Adapun margin laba bersih di periode yang sama tahun 2020 sebesar 31,3%.
Dari sisi fundamental, jumlah aset perseroan per 30 Juni 2021 tercatat Rp6,48 triliun, lebih rendah 4,1% dibandingkan dengan aset perseroan per 31 Desember 2020 sebesar Rp6,75 triliun. Penurunan jumlah aset terutama disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas. Posisi kas dan setara kas perseroan per 30 Juni 2021 adalah sebesar Rp1,10 triliun, lebih rendah 20,1% dibadingkan posisi kas pada 31 Desember 2020 sebesar Rp1,38 triliun.