Permintaan Pasar Perkantoran di Asia Pasifik Diprediksi Melonjak Tahun 2022

Permintaan Pasar Perkantoran di Asia Pasifik Diprediksi Melonjak Tahun 2022
Ilustrasi gedung perkantoran (Freepik)

Jakarta, Properti Indonesia – Ekonomi Asia Pasifik diperkirakan akan membaik pada tahun 2022 dan diprediksi kembali meraih posisi teratas pada paruh kedua tahun depan dengan perkiraan PDB tahunan rata-rata 4,5 persen. Sementara pertumbuhan di dua wilayah utama lainnya berangsur normal. Demikian laporan terbaru Cushman & Wakefield yang berjudul “Catch ’22 – Asia Pacific Commercial Real Estate Outlook 2022”. 

 “India diperkirakan akan memimpin pertumbuhan regional pada tahun 2022, sebesar rata-rata lebih dari 9 persen, sebagian besar karena dicabutnya batasan-batasan dan lonjakan konsumsi dan produksi domestik,” ujar Kepada Insight & Analisis, Asia Pasifik di Cushman & Wakefield, Dr. Dominic Brown dalam siaran pers yang diterima, Selasa (14/12).

Menyusul kemudian Singapura, Jepang, dan Korea Selatan yang diperkirakan mengalami pertumbuhan di atas rata-rata didorong oleh permintaan ekspor yang kuat. Australia juga diperkirakan tumbuh membaik setelah lockdown berkepanjangan di New South Wales dan Victoria. Serta China akan kembali normal setelah tahun 2021 mengalami pertumbuhan yang sangat kuat.

Adapun ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4,7 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2022. Meskipun diperkirakan akan mengalami pertumbuhan konsumsi domestik, Indonesia masih terkena dampak negatif akibat penutupan perbatasan nasional.

Dalam laporan Catch ’22 juga menyebutkan untuk pasar perkantoran di Asia Pasifik telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa, menjadi satu-satunya kawasan yang mencatatkan penyerapan bersih positif selama beberapa kuartal sejak awal pandemi.

Prospek kawasan ini sama optimisnya dengan permintaan kantor selama tahun 2021 yang diperkirakan mencapai 5,1 juta meter persegi. angka ini 77 persen di atas level pada tahun 2020 meskipun sebagian besar wilayah memasuki kembali lockdown yang berkepanjangan ketika varian Delta muncul, dan juga karena rekor permintaan di pasar Tier 1 di Cina daratan.

Melihat ke tahun 2022, permintaan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut menjadi 6,7 juta m2. Hal tersebut mencerminkan pemulihan yang lebih kuat di seluruh wilayah, sebelum kembali ke tingkat pra-pandemi sekitar 7,7 juta m2 pada tahun 2023.

Meskipun penerapan kondisi kerja yang fleksibel kemungkinan akan lebih luas diadopsi di seluruh kawasan, dampaknya terhadap permintaan diperkirakan relatif diredam karena keinginan karyawan untuk bekerja secara fleksibel lebih rendah di Asia Pasifik daripada di AS dan Eropa.

Sementara itu, pasar perkantoran di Jakarta diproyeksi masih dalam kondisi kelebihan pasokan selama tahun 2022 karena adanya pasokan baru sekitar 195.000 m2 tetapi tidak diimbangi dengan adanya pemulihan dan permintaan baru yang sepadan selama tahun 2022. Tarif sewa diperkirakan akan tetap di bawah tekanan selama 2022, sementara serviced charge kemungkinan akan meningkat setelah 2 tahun tidak mengalami penyesuaian karena situasi pandemi.

Tags
#Perkantoran #Berita Properti #properti #cushman & wakefield