Surabaya,
Properti Indonesia - Memasuki Tahun 2021, prospek bisnis apartemen di Surabaya
diproyeksi masih akan terpuruk akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Hal ini terlihat dari penjualan hunian vertikal di kota pahlawan tersebut yang terus merosot dibanding tahun-tahun
sebelumnya.
Senior Associate Director
Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengungkapkan tingkat serapan untuk apartemen strata masih
stagnan di angka 85,64%, dan hanya memasarkan sebanyak 1.241 unit saja. Ini menjadi
rekor terendah selama 6 tahun terakhir.
Berbeda dengan Jakarta yang
mulai terlihat adanya pemulihan, penjualan apartemen di Surabaya masih akan
sama seperti semester sebelumnya. Harga jual juga masih bertahan di Rp21,9 juta.
“Harga jual rata-rata di
Surabaya stagnan Rp21,9 juta per m2, untuk apartemen sewa tetap sama yaitu
Rp302 ribu per m2 dengan tingkat hunian 42%. Itupun karena sewa jangka pendek
oleh turis domestik,” imbuh Ferry kepada awak media dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Rabu (6/1/2021) lalu.
Sementara pasokan kumulatif apartemen di Surabaya mencapai 45.903 unit dan yang berhasil diserahterimakan hanya 1.961 unit saja. Ferry mengatakan saat ini pengembang masih berfokus untuk memberikan banyak promo untuk menghabiskan stok unit apartemen yang ada. “Anjlok 78% dari proyeksi kami sebesar 8.948 unit,” ucapnya.