Jakarta, Properti Indonesia – Perusahaan manajemen investasi dan layanan profesional Colliers dalam laporan terbarunya, Asia Pacific Market Snapshot Q2 2022, menyebutkan bahwa segmen komersial dan industri mendorong kinerja di seluruh pasar properti utama Asia Pasifik pada kuartal kedua tahun ini. Investor semakin tertarik untuk membeli aset berkualitas seperti ruang kantor premium di seluruh kawasan.
Terdapat total transaksi senilai lebih dari USD2,3 miliar di kota-kota besar Australia yang sebagian besar didanai oleh investor luar negeri. Kemudian di China, permintaan dari investor domestik masih tinggi untuk aset kantor dengan menyumbang transaksi senilai USD4,56 miliar. Ibu kota Korea Selatan, Seoul, sebuah gedung perkantoran mencatatkan rekor harga jual unit tertinggi, dan segmen perumahan di India juga mencatat rekor penjualan. Pasar properti di Hong Kong juga mulai pulih setelah pembatasan mobilitas dilonggarkan. Di Jepang, mata uang Yen yang lebih murah dan keuntungan suku bunga meningkatkan minat investor asing untuk investasi di negara ini.
Sementara itu, pasar properti di Indonesia secara keseluruhan masih dalam wait and see setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina, bahkan ketika segmen perumahan dan logistik menunjukkan kinerja yang baik. Pengembang properti mengeluhkan konflik tersebut yang telah mendorong kenaikan bahan bangunan seperti semen, besi, baja, aluminium dan tembaga.
Namun, melonjaknya harga komoditas seperti batu bara, minyak sawit, dan bijih logam yang menyumbang lebih dari 30 persen pendapatan ekspor telah menopang perekonomian Indonesia. Ini menjadi pertanda baik bagi pasar properti di Indonesia, yang biasanya berkinerja baik ketika pasar komoditas lokal naik. Segmen industri dan logistik pada kuartal kedua juga tercatat meningkat dengan sejumlah investasi asing yang masuk.
“Segmen industri dan logistik diharapkan mendapat dorongan lebih lanjut melalui sejumlah investasi asing yang cukup besar. Selanjutnya, jika rencana Indonesia untuk mengeksploitasi cadangan nikelnya – untuk mengembangkan industri kendaraan listrik terwujud, dorongan yang dihasilkan terhadap ekonomi akan berdampak positif pada sektor properti negara,” ujar Steve Atherton, Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia, dalam laporan Colliers, Rabu (3/8).
Colliers juga mencatat kinerja properti di negara-negara tentangga Indonesia seperti Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di Singapura masih mempertahankan momentum seperti kuartal sebelumnya dengan volume investasi mencapai 62,4 persen. Terutama didorong oleh penjualan tanah milik pemerintah, penjualan kolektif dan penjualan kantor mencapai USD 4,935 miliar atau turun 36,9 persen kuartal per kuartal.
Aktivitas investasi di Thailand pada kuartal kedua tercatat melonjak 46 persen secara tahunan, meskipun ada penurunan 35,4 persen dibandingkan kuartal pertama. Kenaikan ini menunjukkan adanya pemulihan ekonomi yang dipicu oleh keputusan pemerintah Thailand untuk mengklasifikasikan status Covid-19 menjadi endemik sejak bulan Juli.
Kemudian di Vietnam, dimulainya kembali perjalanan internasional pada akhir kuartal pertama memberikan dorongan bagi sektor properti hingga akhir tahun 2022, dengan segmen perkantoran yang akan memperoleh keuntungan. Terakhir, perekonomian Filipina tumbuh lebih cepat dari perkiraan 8,3 persen pada kuartal pertama. Colliers mengantisipasi optimisme pasca-pemilu di negara ini dan meningkatkan kepercayaan konsumen dan bisnis akan memberikan momentum bagi ekonomi serta sektor properti hingga akhir tahun ini.