Jakarta, Properti Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan hunian tetap dan siap ditempati bagi masyarakat yang terdampak gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu, Sulawesi Tengah yang terjadi pada September 2018 lalu.
“Kami telah mulai proses penghunian huntap yang telah selesai dibangun. Masyarakat bisa segera menghuni rumah tersebut,” ujar Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II Suko Wiyono, Senin (15/2).
Suko mengatakan proses penghunian hunian tetap ini akan dibagi menjadi beberapa tahapan. Pada tahap pertama akan ada 108 warga yang menempati hunian di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga hingga akhir Februari.
Hunian tetap yang dibangun tersebut berada di atas lahan seluas 36 hektar dan saat ini pihaknya sedang melaksanakan proses akhir penyelesaian bangunan. Adapun kompleks perumahan dilengkapi dengan penerangan jalan dan meteran listrik berdaya 1.300 watt di setiap unit.
Sementara sarana dan prasarana penunjang antara lain instalasi air bersih, instalasi pembuangan air limbah, ruang terbuka hijau, jalan utama, jalan lingkungan, dan tempat pembuangan sampah terpadu.
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, ada 630 unit hunian tetap yang telah dibangun sepanjang tahun 2020 melalui bantuan loan dari National Slum Upgrading Program-Contingency Emergency Response Component (NSUP-CERC) sebesar Rp44,5 miliar.
Total unit hunian tetap pada tahap 1A yang dibangun pada Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga sebanyak 230 unit sementara di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru sebanyak 400 unit.